myBlog. Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 15 April 2012

Kelainan Sediaan Apus Darah



Kelainan eritrosit


1. Ukuran
  • Mikrositosis : misalnya pada anemi defisiensi besi , talasemi
  • Makrositosis : misalnya pada anemi megaloblastik
  • Anisositosis : variasi dalam ukuran , mislanya pada anemi defisiensi besi yang memberikan respon terhadap pengobatan.


2. Bentuk

  • Polokilositosis : deviasi dari bentuk normal , misalnya bentuk memanjang seperti pensil pada anemi defisiensi besi , bentuk tetesan (“tear-shaped”) pada mielofibrosis
  • Bentuk spesifik “diagnostik"
       a.Sterosit : misalnya pada sterositosis herediter
       b.Eliptosit : misalnya pada eliptositosis herediter
       c.“Sel sikel” : misalnya pada anemi sel “sikel”
       d.Akantosit : sel-sel berduri tidak teratur , misalnya pada
          abetalipoproteinemi
       e.Skistosit/sel Burr/spur : hasil fragmentasi sel misalnya pada
          DIC , uremi
       f.Stomatosit : sel berinvaginasi (bentuk cawan pada preparat
          basah) misalnya pada stomatositosis herediter.


3. Hemoglobinisasi/pulasan

  • Anisokrom : variasi mencolok dalam warna (misalnya pada kedaduan dengan pulasan Romanowsky) misalnya anemi defisiensi besi yang memberikan respon pada pengobatan
  • Hipokrom : pucat , khas sentral , misalnya pada anemi defisiensi besi
  • Polikromasia : kebiruan difus , akibat RNA , menunjukkan prematuritas (retikulosit dengan pulasan yang sesuai), meningkat pada eritropoesis yang meningkat , misalnya pada keadaan hemolisis 
  • Bentuk spesifik “diagnostik”
       a.Sel-target (topi Meksiko atau leptosit) : sel hipokrom dengan
         “bercak” di tengah dan cincin hemoglobinisasi di tepi , akibat
         ketebalan sel berkurang , (misalnya  pada defisiensi besi dan
         talasemi) dan/atau daerah permukaan sel bertambah
         (misalnya pada ikterus obstruktif).
       b.Stomatosit : daerah tidak terwarnai seperti mulut (sesuai
         dengan invaginasi).


4. Jisim (“inclusions”)

  • Titik basofil (“basophilic stippling”) : granula halus biru tua , akibat RNA (retikulosit) besi (siderosit) atau rantai globin seperti pada talasemi
  • Badan Howell-Jolly : partikel bundar berwarna , padat menunjukkan sisa inti yang mengandung DNA, misalnya pasca-splenektomi , anemi megaloblastik
  • Granul siderotik (dalam siderosit) : besi ferri tidak digunakan dalam sintesis haem , menunjukkan reaksi biru Prusia positip (dengan ferro-sianida) misalnya pasca-splenektomi , keracunan timah hitam.
  • Granul halus/reticulum (dalam retikulosit) : RNA pada sel imatur yang mengalami presipitasi dengan zat warna supra-vital.
  • Badan H : granul biru yang banyak (pulasan supra-vital) akibat presipitasi hemoglobin seperti pada penyakit HbH (talasemia α)
Badan Heinz : granul besar membundar /ireguler (pulasan supra-vital) biasanya soliter , akibat presipitasi kompleks globin-glutation seperti pada hemoglobinopati tidak stabil (misalnya Hb Zurich) dan seperti pada efek obat oksidan.


Variasi bentuk erytrosit


1       Poikilositosis
                     Keadaan terdapat bermacam-macam bentuk eritrosit dalam satu sediaan darah apus, misalnya pada hemoposis extramedullaris.(Illiawati,2008)
2    Crenated cell / Echinocyte / Crenated Erythrocyte
                     Keadaan eritrosit mengkerut karena kehilangan cairan pada media hipertonis/dalam suasana lembab lama (sel dengan tepi berkelok – kelok).(Illiawati,2008)
 3    Schistosit / Fragmentosit
                     Keadaan adanya fragmen di sirkulasi, bentuk kecil dan tidak beraturan. Terjadi akibat peningkatan trauma mekanis intravaskuler dam mikroangiopati.(Illiawati,2008)
 4    Shapped Sel
                     Bentuk eritrosit seperti buah pear.(Ranggani,1989)
 5    Anulosit Sel
                     Central pollar pada eritrosit mengalami pelebaran.Ranggani,1989)
 6    Burr Cell / Sea Urchin Cell
                     Muncul akibat kesalahan waktu pembuatan apusan darah, manifestasi penyakit tertentu atau gangguan metabolism tubuh. Sel dengan tonjolan duri ( 10 – 30 buah ) karena pecahnya membran sel. Ditemukan pada anemia hemolitik, hepatitis, chirchosis hepatis, Pyruvate kinase deficiency, Ca gaster, Bleeding peptic ulcer, dan penyakit ginjal menahun.(Ranggani,1989)
  7    Ovalocyte / Elliptical Cell / Elliptocyte
                     Mempunyai bentuk yang sangat bervariasi yaitu oval, pensil, dan cerutu dengan konsentrasi Hb tidak hipokromik tapi berkumpul di kedua kutub sel. Ciri khas dari sel ini adalah bentuk silinder dan tengahnya pucat. Ditemukan pada Elliptositosis herediter ( lebih dari 95 % eritrosit berbentuk elliptosit ), anemia defisiensi besi, B12, asam folat, sickle cell anemia, thalasemia, hemolitik desease.(Ranggani,1989)
   8    Stomatocytes
                     Keadaan eritrosit pada bagian tengah sel mengalami pemucatan dan tidak berbentuk lingkaran tapi memanjang seperti celah bibir mulut. Ditemukan pada stomatositosis herediter, penyakit keganasan, anemia hemolitik, thalasemia, dan keracunan timah.(Ranggani,1989)
   9    Target Cell / Mexican Hat Cell / Bull’s Eye Cell
                     Keadaan dimana eritrosit dengan permukaan luas, bundar, tengahnya menonjol sehingga tampak lebih gelap dikelilingi daerah pucat, tepi sel terjadi penumpukan dan warna Hb seperti topi Meksiko. Dapat ditemukan pada thalasemia, penyakit hati, lecithin cholesterol acyl transferase defisiensi. (Ranggani,1989)

   10  Thorn Cell, Acanthocytes, Super cell.
                     Sel-sel tersebut termasuk dalam sel spikel ( spicule cell) yaitu eritrosit dengan tonjolan seperti duri yang lancip. Terjadi karena gangguan metabolism lipid. Ditemukan pada pyruvate kinase deficiency, post splenektomi, pengaruh pengobatan heparin. (Ranggani,1989)
   11  Spherocytes, Microshrerocytes, sperosit.
                     Sel-sel tersebut bundar, gelap, uniform, lebih kecil dari eritrosit. Bentuk eritrosit sferikdengan tebal 3 mikron dan diameternya kurang dari 5,3 mikron dan hiperkromik. Terdapat pada sferositosis herediter, anemia iso dan auto-immunohemolitik. (Ranggani,1989)
    12  Sickle Cell / Meniscocytes / Crescent Cell
                     Berbentuk menyerupai bulan sabit, lanset, dengan kedua ujung lancip. Terjadi karena gangguan oksigenasi sel, resistensi osmotic meningkat. Ditemukan pada penyakit homozygote Hb S, penyakit Hb SC, penyakit Hb S thalasemia sindrom, penyakit Hb I. (Ranggani,1989)
    13  Tear Drop Cell / Sel buah Pear.
                     Memiliki ukuran lebih kecil dari eritrosit normal, hipokromik karena distorsi fragmen eritrosit. Ditemukan pada anemia megaloblastik, Myelofibrosis, thalasemia. (Ranggani,1989)
     14  Helmet Cell / Dome Cell
                     Bentuk bundar, tepi sebagian cembung dan cekung
      15  Piknosit / Pyknocyte / Irregular Contracted Cell
                     Sel burr yang mengalami pengkerutan, tampak kecil dan hitam. (Ranggani,1989)


Akantosit
Basofilik dan Helmet cell

Makrosit
Hipokrom

Howell-joll
Sel Sabit
Skistosit

Sferosit
Stomatosit
Target Sel
Tear Drop cell








cabot ring











              burr cell

                                                                                                                                 heinz bodies


pappenheimer bodies

3 komentar on "Kelainan Sediaan Apus Darah"

benangmerah on 10 Juni 2017 pukul 15.52 mengatakan...

Assalamualaikum...maaf mbak mw tnyk kalo eritrosit kita dinyatakan normokrom anisositosis itu apa artinya ya ??terimaksih

Wiwik on 24 April 2018 pukul 19.10 mengatakan...

permisi kak, boleh minta tolong dishare refernsinya? untuk membantu bberapa penelitian saya
trimakasih kak

Nurul on 14 Juni 2023 pukul 23.37 mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Posting Komentar

 

silviaquerida Copyright 2008 All Rights Reserved Baby Blog Designed by Ipiet | All Image Presented by Tadpole's Notez