myBlog. Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 31 Mei 2012

Sistem GENITOURINARIA

0 komentar

System genitourinaria terdiri atas:
·       Ginjal : Organ pengatur volume dan komposisi kimia darah ( homeostasis )
·       Ureter : Saluran yang mengalirkan urin dari ginjal ke kandung kemih
·       Kandung kemih : kantung penyimpanan urin/kemih sebelum keluar tubuh
·       Uretra : saluran kecil yang berjalan dari kandung kemih sampai keluar tubuh
·       Meatus Urinarius : Tempat pengeluaran urin

GINJAL
A.  Anatomi ginjal
1) Makroskopis
·       Ginjal terletak dibagian belakang abdomen atas, didepan dua kosta terakhir dan tiga otot-otot besar.
·       Ginjal pada orang dewasa penjangnya sampai 13 cm, lebarnya 6 cm. Bentuknya seperti biji kacang, jumlahnya ada 2 buah yaitu kiri dan kanan. Ginjal kanan lebih rendah dari pada ginjal kiri.
·       Potongan longitudinal ginjal memperlihatkan dua daerah yang berbeda yaitu korteks dan medulla.
Medulla terbagi menjadi baji segitiga yang disebut piramid. Piramid-piramid tersebut dikelilingi oleh bagian korteks dan tersusun dari segmen-segmen tubulus dan duktus pengumpul nefron. Papila atau apeks dari tiap piramid membentuk duktus papilaris bellini yang terbentuk dari kesatuan bagian terminal dari banyak duktus pengumpul
. Duktus papilaris belini berkumpul menuju kaliks minor lalu menuju kaliks mayor dan akhirnya menuju pelvis ginjal.

2)  Mikroskopis
·       Dalam setiap ginjal terdapat sekitar satu juta nefron.  Nefron adalah unit fungsional ginjal. Setiap nefron terdiri dari:
ükapsula bowman
ürumbai kapiler glomerulus
ütubulus kontortus proksimal
ülengkung henle
ütubulus kontortus distal, yang mengosongkan diri keduktus pengumpul.

3) Vaskularisasi ginjal
·         Abdominalis → A.renalis → A. interlobilaris (antara piramid) → A. Arkuata → Aa.interlobularis → Aa.aferen (Glomerulus) →Aa.eferen → sistem portal kapiler → v.interlobularis vena arkuarta, v.interlobaris v.renalis v.cava inferior
·         Ginjal dilalui oleh sekitar 1200 ml darah permenit suatu volume yang sama dengan 20-25% curah jantung (5000 ml/menit) lebih dari 90% darah yang masuk keginjal berada pada korteks sedangkan sisanya dialirkan ke medulla

4) Persarafan pada ginjal
·       Ginjal mendapat persarafan dari nervus renalis (vasomotor), saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk kedalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal.

B. Fisiologi ginjal
1). Fungsi ginjal
·       Menyaring limbah metabolik (mengeluarkan zat-zat toxic dr tubuh dan hasil2 akhir metabolisme)
·       Membantu mengatur tekanan darah
o    Melalui ekskresi Na yang berlebih dan produksi hormon renin
·       Menjaga keseimbangan asam-basa tubuh
·       Membantu mengatur pembentukan sel darah
o    melalui produksi hormone eritropoetin yang akan merangsang pembentukan eritrosit pada sumsum tulang
·       Metabolisme Vitamin D
·       Menghasilkan Prostaglandin

Tiga tahap pembentukan urine :
1)   Filtrasi glomerular
Pembentukan kemih dimulai dengan filtrasi plasma pada glomerulus, seperti kapiler tubuh lainnya, kapiler glumerulus secara relatif bersifat impermiabel terhadap protein plasma yang besar dan cukup permabel terhadap air dan larutan yang lebih kecil seperti elektrolit, asam amino, glukosa, dan sisa nitrogen.
Aliran darah ginjal (RBF = Renal Blood Flow) adalah sekitar 25% dari curah jantung atau sekitar 1200 ml/menit. Sekitar seperlima dari plasma atau sekitar 125 ml/menit dialirkan melalui glomerulus ke kapsula bowman. Ini dikenal dengan laju filtrasi glomerulus (GFR = Glomerular Filtration Rate).
Filtrasi dipengaruhi oleh :
·         Perbedaan tekanan yang terdapat antara kapiler glomerulus dan kapsula bowman’s, Tekanan hidrostatik darah dalam kapiler glomerulus mempermudah filtrasi dan kekuatan ini dilawan oleh tekanan hidrostatik filtrat dalam kapsula bowman’s serta tekanan osmotik koloid darah.
·         Permeabilitas dinding kapiler.
 Zat-zat yang difilltrasi ginjal dibagi dalam 3 bagian yaitu :
·         non elektrolit ( Na, K, Mg, fosfat, Ca, HCO3)
·         Elektrolit ( as.amino, glukosa, urea, kreatinin, as.urat)
·         air
2)   Reabsorpsi
Setelah filtrasi langkah kedua adalah reabsorpsi selektif zat-zat tersebut kembali lagi zat-zat yang sudah difiltrasi.
3)   Sekresi tubular
Sekresi terjadi di dalam Tubulus, terjadi antara kapiler peritubulus dan lumen tubulus.
4)   Eksresi

Penyakit Kelenjar THIROID

0 komentar

FISIOLOGI TIROID
            Kelenjar thyroid terdiri dari nodula- nodula yang tersusun dari folikel-folikel kecil yang dipisahkan satu dengan lainya oleh suatu jaringan penyambung. Di dalam folikel terdapat zat koloid tiroglobulin, di dalam tiroglobulin terjadi sintesis dan penyimpanan hormon tiroid.
Dua hormone tiroid utama yang dihasilkan oleh folikel adalah tiroksin dan triyodotironin.
Kelenjar tiroid juga memiliki sel pensekresi hormon lain yaitu sel C (parafolikular) yang mensekresi kalsitonin. Kalsitonin adalah suatu hormon yang dapat merendahkan kadar kalsium serum dalam pengaturan homeostasis kalsium.
Tiroksin mengandung empat atom yodium (T4) dan triyodotironin mengandung tiga atom yodium (T3). Tiroksin disekresi lebih banyak daripada triyodotironin, tetapi triyodotironin lebih aktif daripada tiroksin.

Efek fisiologis hormone tiroid:
  • peningkatan sintesis protein
  • merangsang respirasi sel
  • merangsang pembentukan energy
  • perangsangan termogenesis
  • merangsang perkembangan normal SSP (susunan saraf pusat)

BAGAN SINTESIS DAN SEKRESI HORMON TIROID

 
HIPERTIROIDISME
Definisi: respon jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik hormon tiroid yang berlebihan.
Etiologi:
  • Spontan
  • Kelebihan asupan hormone tiroid
  • Salah pennggunaan hormone tiroid (pada pasien psikiatri)
Terdapat dua tipe hipertioridisme:
  • penyakit graves
  • goiter nodular toksik

A.    Penyakit Graves
  • Terjadi pada usia 30- 40 tahun
  • Wanita > pria
  • Terdapat dua kelompok berdasarkan gejala :
    • Tiroidal à goiter(pembesaran tiroid) akibat hiperplasia kelenjar tiroid dan hipertiroidisme akibat sekresi hormone tiroid berlebihan
    • Ekstratiroidal
Gejala :
  • Manifestasi hipertiroidisme tiroidal berupa hipermetabolisme dan aktifitas simpatik berlebihan, yaitu t.a :
    • Lelah
    • Gemetar
    • Tidak tahan panas
    • Keringat banyak
    • Tidak tahan panas
    • Gemetar
    • Kulit lembab
    • BB menurun
    • Nafsu makan meningkat
    • Palpitasi
    • Takikardi
    • Diare
    • Kelemahan otot

  • Manifetasi ekstratiroidal berupa oftalmopati yang ditandai oleh:
    • Mata melorot
    • Fisura palpebra melebar
    • Kedipan berkurang
    • Lid lag (ketrlambatan kelopak mata dalam mengikuti gerakan mata)

Penyakit Graves timbul sebagai manifestasi gangguan autoimun. Dalam serum pasien ini ditemukan imunoglobulin (IgG). IgG ini bereaksi terhadap rseptor TSH (thiroid stimulating hormon) sehingga dapat merangsang fungsi tiroid tanpa tergantung TSH dari hipofisis. Imunoglobulin yang merangsang Tiroid ini mungkin diakibatkan dari suatu kelainan imunitas yang bersifat herediter/keturunan, yang memungkinkan kelompok limfosit tertentu dapat bertahan, berkembangbiak, dan mensekresikan imunoglobulin stimulator.

B.     Goiter Nodular Toxic
  • Sering pada usia lanjut
  • Timbul secara lambat dengan manifestasi lebih ringan dari pada penyakit graves
  • Manifestasi dapat berupa:
    • Aritmia
    • Penurunan BB
    • Badan lemah
    • Pengecilan otot
    • Biasanya ditemukan goiter multinodular


HIPOTIROIDISME
            Terdapat beberapa tipe hipotiroidisme.
Tergantung dari lokasi timbulnya permulaan masalah, hipotiroidisme dapat diklasifikasikan menjadi:
1.      hipotiroidisme primer à timbul akibat proses patologis yang merusak kelenjar tiroid
2.      hipotiroidisme sekunder à akibat defisiensi sekresi TSH hipofisis
Tergantung dari usia awitan hipotiroidisme, maka penyakit ini dapat diklasifikasikan sebagai:
1.      hipotiroidisme dewasa atau miksedema
2.      hipotiroidisme juvenilis ( 1th – 2th )
3.      hipotiroidisme kongenital, bila kekurangan hormon tiroid terjadi sebelum atau segera sesudah penderita dilahirkan.
Pada hipotiroidisme, dapat terjadi penyusutan/arofi kelenjar tiroid maupun pembesaran kelenjar tiroid (goiter).
Etiologi :
1.      proses autoimun
a.       reaksi antibodi autoimun dapat mendestruksi kelenjar tiroid, pada penyakit Tiroiditis Hashimoto dimana terjadi infiltrasi limfosit dan adanya antibodi antitiroglobulin sehingga dapat menyebabkan destruksi kelenjar tiroid.
2.      cacat herediter
a.       cacat perkembangan kelenjar tiroid sehingga tidak dapat terbentuk.
b.      cacat herediter biosintesis hormon tiroid pada hipotiroidisme, karena hormon tiroid yang dihasilkan kurang sehingga tidak ada proses umpan balik (-) terhadap hormon TSH, hal ini menyebabkan peningkatan pelepasan hormon TSH yang akan merangsang pembesaran kelenjar tiroid (goiter)





Gejala / manifestasi :
1.      lelah
2.      suara parau
3.      tidak tahan dingin
4.      keringat berkurang
5.      kulit dingin dan kering
6.      wajah membengkak
7.      gerakan lambat
8.      aktivitas motorik dan intelektual lambat
gejala hipotiroidisme kongenital:
1.      tubuh pendek
2.      lidah menjulur keluar
3.      konstipasi
4.      tangisan parau
5.      kesulitan makan
6.      hidung lebar rata
7.      jarak mata yang jauh
8.      kulit kering
9.      retardasi mental sebagai komplikasi utama bila hipotiroidisme tidak diatasi dengan benar.

Hasil laboratorium:
1.      kadar T3 dan T4 yang rendah
2.      TSH dapat tinggi atau rendah. Pada hipotiroidisme primer, TSH tinggi sedangkan T3 resin dan T4 rendah. Pada hipotiroidisme sekunder, baik TSH, T4 maupun T3 resin semuanya rendah.

GOITER NON TOXIC
            Pembesaran kelenjar tiroid yang tidak menimbulkan gejal-gejala khusus selain gangguan kosmetik dan mekanik.
Etiologi:
a.       defisiensi yodium
b.      gangguan kimia intratiroid oleh berbagai faktor, akibat gangguan ini maka kapasitas kelenjar tiroid untuk mensekresi tiroksin (T4) terganggu, sehingga terjadi peningkatan kadar TSH à hiperplasia dan hipertrofi folikel tiroid.
Pada daerah yang kurang garam yodium, goiter sering terjadi sebagai akibat dari defisiensi yodium.

Sistem ENDOKRIN

0 komentar

System endokrin :  suatu system organ yang terdiri dari kelenjar-kelenjar yang mensekresi hormon untuk membantu dan mengatur fungsi-fungsi vital dalam tubuh.
Pengaturan fungsi vital terdiri atas:
  1. respon terhadap stress dan cedera
  2. pertumbuhan dan perkembangan
  3. reproduksi
  4. homeostatis ion
  5. metabolisme energi
Bila terjadi stress atau cedera, maka sisitem endokrin akan memacu serangkaian reaksi yang ditujukan untuk mempertahankan tekanan darah dan mempertahankan hidup. Disini yang bekerja adalah Hipotalamus- hipofisis- adrenal.
System endokrin juga mempengaruhi pertumbuhan dan pencapaian kedewasaan, serta fertilitas, disini ynag bekerja adalah Hipotalamus- hipofisis- gonad.
System endokrin ikut berperan dalam pengaturan lingkungan internal dengan mempertahankan keseimbangan natrium, kalium, air dan asam basa. Fungsi ini diatur oleh hormone aldosteron dan antidiuretik hormone
Konsentrasi kalsium juga diatur oleh sisitem endokrin. Kalsium banyak dibutuhkan untuk pengaturan realsi biokimia di dalam sel-sel hidup, untuk pengaktifan saraf normal dan untuk fungsi sel otot. Pengaturan homeostatis kalsium dilakukan oleh hormone parathyroid
Sistem endokrin juga berfungsi sebagai regulator metabolisme energi. Fungsi ini sikerjakan oleh kerjasama antara hormon tiroid, hormon gastrointestinal dan pankreas.
Hormon tidak bekerja langsung pada sel dan jaringan, tetapi harus terlebih dului berikatan dengan reseptor spesifik pada  membran sel. Sehingga proses selenjutnya terjadi setelah ikatan hormon- reseptor terjadi secara utuh. Sehingga yang penting bukan hanya konsentasi hormon agar tercapai hasil yang baik pada aktivitas seluler, tetapi juga jumlah dan afinitas  resptor terhadap hormon.
Sehingga ada dua mekanisme untuk penyakit endokrin:
1.      gangguan primer yang mengubah konsentrasi hormon
2.      gangguan primer pada reseptor
Penyakit endokrin dapat terjadi akibat kelebihan atau kekurangan pembentukan hormon.
Contoh :
1.      hormon tiroid berlebihan sehingga dapat terjadi peningkatan metabolisme basal dan produksi panas.
2.      kekuranag tiroid dapat menyebabkan gejala yang berlawanan dengan point1
3.      penykit graves, adanya proses autoimun yang membentuk antibody terhaadap reseptor  TSH

Infeksi Saluran Kemih (ISK)

0 komentar

Definisi
pertumbuhan koloni bakteri yang menginfiltrasi saluran kemih hingga menimbulkan peradangan
Radang
Adalah proses reaksi pertahanan tubuh terhadap antigen yang masuk atau terhadap kerusakan jaringan
Cirri-ciri radang:
  • Merah
  • Bengkak
  • Panas
  • Penurunan fungsi
Infexi  → reaksi imun (Ag-Ab)  →  radang
Pembagian
Perjalanan penyakit:
o   Akut : terjadi secara mendadak
o   Kronis : terjadi selama menahun / berbulan-bulan
Letak :
o   ISK atas : ginjal , ginjal – meatus urinarius
o   ISK bawah : ureter  – meatus urinarius
Penjalaran infeksi
·         Hematogen →mell saluran darah
·         Ascending →mell saluran kemih
Patogenesis
·         E. colli → tersering senagai penyebab ISK
·          Enterococcus
·         TBC
·         Proteus
·         Pseudomonas
·         Virus


Faktor resiko
§  wanita
§  Obstruksi →sumbatan : batu, tumor (VU, Uterus/rahim, tumor abdomen)
§  kehamilan
§  DM → terjadi komplikasi berbagai organ termasuk ginjal dan merusak system pertahanan pada ginjal → mudah infeksi
§  Infexi tempat lain
§  Pemakaian cateter
Gejala
         ISK atas
·      Ada/ tidak ada gangguan miksi: Nyeri, Panas setelah miksi
·      Demam
·      Nyeri costovertebra / area ginjal
ISK bawah
·      Ada gangguan miksi: Nyeri, Panas setelah miksi, anyang-anyangan
·      Tidak ada demam
Pemeriksaan Laboratorium
         ISK                atas
·         Leukositosis tinggi
·         Kultur urin : 105 / ml
·         proteinuria
ISK bawah
·         Leukositosis tidak begitu tinggi
·         Angka leukosit sedimen urin tinggi
·         Kultur urin : 105 / ml
 

silviaquerida Copyright 2008 All Rights Reserved Baby Blog Designed by Ipiet | All Image Presented by Tadpole's Notez